12 Agustus, 2009

CERMIN

ULANG TAHUN?
OLEH : DEVI YANTI ZULFIKAR

Mengingat masa kecil, kalau akan menjelang ulang tahun wah sibuk memikirkan acara perayaan ulang tahun. Dari mulai baju pesta, kue tart, undangan, dan lain-lain. Betapa surprisenya, padahal tanggal yang ditunggu tunggu masih beberapa minggu lagi. . Menunggu, serasa akan mendapat adi karya. Sehari sebelum hari H sibuk sebar undangan. Pas hari H, karena mau pesta ulang tahun bangun pagi-pagi, eh... rasanya pengen cepet-cepet acara dimulai, mau tiup lilinlah, potong kue tartlah, yang paling ditunggu-tunggu buka kado. Wow moment paling asyik.

Ketemu tahun lagi ya begitu lagi. Masih belum mengerti apa makna ulang tahun itu, yang dirasa pada hari H banyak yang mengucap selamat ulang tahun, kartu ucapan, sampe buket. Ah ada-ada aja…..

'Slamat Ulang Tahun Smoga Panjang Umur' Wuih seneng rasanya walau sekedar ucapan saja, apalagi kalau ada pestanya atau makan-makan, udah gede sedikit temen-temen minta ditraktir makan. Aneh ya, harusnya yang ulang tahun yang disenengin. gedean dikit lagi acaranya syukuran ulang tahun. Masih tetep makan-makan, walau konsepnya dah agak berubah, sedekah judulnya.

Dari tahun ke tahun masih begitu, tak tahu apa esensinya ulang tahun. Waktu kecil ulang tahun: kado, saat ABG : pesta, gede dikit lagi : makan-makan ama temen.

Astaghfirullah,
Selama ini belum mengerti esensi ulang tahun?

Ternyata….. sudahkah kita bersyukur kepada :
1. Yang memberi kesempatan hidup…. Yaitu Allah SWT. Harusnya saat merenung, kita bertanya pada diri sendiri sudahkah bersyukur memanfaatkan waktu hidup dengan baik dan benar sesuai perintahNya, juga sesuai dengan yang dicontohkan Nabi MUHAMMAD SAW. Bukankah Allah memberi kesempatan hidup semata-mata hanya untuk beribadah kepadaNYA?

2. Pada Ibu yang rahimnya sudah jadi perantara kelahiran kita di dunia, menjaga, merawat, mengasuh, membesarkan kita dari sejak dalam kandungan, menangis dikala kita tidak nyaman, berdoa untuk kebaikan kita, khawatir dan mencemaskan keadaan kita tanpa pamrih hingga saat selalu tiba hari ulang tahun.

3. Ayah yang telah bekerja keras menjemput rizki bagi kita sewaktu kita belum mampu menjemputnya sendiri.

4. Bisa jadi kepada orang-orang yang pernah mendapat pendelegasian pengasuhan sewaktu ibu dan ayah tidak dapat merawat atau mengasuh secara langsung.

5. Saudara atau teman, suami, istri, anak yang telah berkontribusi dan sudah menjadi bagian dari perjalanan waktu hidup.
Mungkin hal-hal tersebut terlewat begitu saja dari moment hari ulang tahun.

Ucapan ulang tahun, kado, makan-makan? Seperti itukah moment hari ulang tahun? Setiap bertemu lagi dengan tahun dimana tanggal dan bulannya adalah hari yang sering disebut ulang tahun, sebenarnya adalah berkurangnya waktu hidup kita, semakin dekat atau berkurangnya masa hidup di dunia.

Apakah berkurangnya sisa hidup, disikapi dengan bergembira ria, uacapan selamat, kado, makan-makan, seolah-olah 'hore waktuku sudah berkurang', dan orang lain mengucapkan selamat ya....
Selamat untuk apa? Panjang umur ya?..... Panjang umur? Kalau panjang umur menjadi waktu atau kesempatan untuk membekali diri di kehidupan sesudah dunia, mungkin jadi manfaat, tapi kalau waktu atau kesempatan itu tidak jadi manfaat malah menjadi waktu yang sia-sia…? Na’udzubillah, jangan sampai !!!

Ulang tahun berarti berkurangnya waktu atau kesempatan hidup. Hendaknya menjadi moment perenungan akan apa yang sudah kita lakukan sepanjang waktu berlalu, moment evaluasi diri, karena waktu akan kita pertanggungjawabkan pada Yang Memberi Hidup.
Manfaatkanlah waktu sesuai apa perintahNYA dan bersyukurlah setiap waktu jangan menunggu datangnya ulang tahun. Karena sungguh merugi kalau waktu bersyukur hanya pada moment-moment tertentu.

Jadi, kalimat apakah yang pantas diucapkan pada orang yang waktunya semakin sempit? Mungkin lebih bijak jika saling mengingatkan untuk lebih memaksimalkan waktu yang semakin minim.
Aktivitas apa yang lebih bermakna dilakukan dalam rangka “Ulang Tahun”? Mungkin lebih bijak dengan memperbanyak doa mohon perlindungan dan petunjuk serta pertolongan kepada Dzat yang telah menciptakan kita dan memberi hidup serta kehidupan kita.

Semoga kita mampu memanfatkan waktu hidup dengan baik dan benar sebagai pembekalan untuk hidup sesudah mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar